Beberapa hari yang lalu aku gak sengaja liat di twitter @prismaattin ada
kajian ilmu, judulnya cucok banget dah.. kajian tentang “Jodoh Impian” :D.
Alhamdulillah waktunya pas banget di waktu kosong ku, minggu 13 april jam 1
siang di ruang seminar mesjid At-Tin. Gak jauh dari rumah pula, jadi abis
talaqqiy langsung cuuss ke TKP. Ngajakin temen eh dia gak bisa karena ada
kuliah, temen yang satu lagi gak bisa dateng karena sakit. Sebenernya sih udah
beberapa kali denger kalau di At-Tin juga sering diadakan kajian tapi baru
sekarang bisa datang. Selain karena judulnya “Jodoh Impian”, alasan lain aku
pengen datang ke kajian ini karena pembicara seorang ustadz yang kocak yaitu Ust. Bendri
@ajobendri. Kalau baca twit nya itu kocak abis, dan kata temen yang pernah liat
langsung sang ustadz ini memang kocak orangnya kalau lagi ngisi kajian. Eemm..
jadi makin penasaran deh :D.
Acara dibuka dengan persembahan puisi dan lagu dari Meyda Sefira,
“Untukmu Calon Imamku”. Menurut Meyda, kriteria calon imamnya yang utama adalah
soleh, soal fisik jadi nomor sekian. Selain soleh, budaya keluarga juga perlu
diperhatikan. Karena menikah itu bukan hanya bersatunya 2 orang tapi bersatunya
2 keluarga. Menikah itu saling melengkapi satu sama lain, pernyatan ini didapat
dari orang-orang yang sudah duluan menikah. Oh ya kabar gembira dari Meyda,
insya Allah 20 April 2014 dia akan menikah. *Didoakan semoga lancar acaranya,
jadi keluarga sakinah mawadah warahmah, aamiin..
Lanjut ke Ust. Bendri, jodoh itu dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
1. Jodoh di dunia tapi tidak berjodoh di akhirat
Kategori ini bila seorang mukmin menikah dengan kafir atau bila kedua
pasangan itu kafir.
2. Jodoh di akhirat tapi tidak berjodoh di dunia
Kategori ini bila seorang mukmin memiliki takdir usia lebih cepat
daripada takdir menikah.
3. Jodoh di dunia juga jodoh di akhirat
Kategori ini yang menjadi impian setiap orang. Jodoh impian itu menuju
surga.
Kalimat “Maukah kamu menikah dengan ku” – itu sudah biasa, coba pake
kalimat lain yang lebih kreatif, misalnya “Maukah telapak kakimu jadi surga
untuk anak-anakku”. (**yang denger itu klepek-klepek deh :D)
Untuk para wanita, pilih laki-laki yang komitment dengan syahadat. Bila dengan syahadat sudah berkomitment berarti
bisa berkomitment dengan perjanjian akad nikah.
Bila belum bertemu dengan jodoh maka minta ampun kepada Allah,
beristigfar sebanyak-banyaknya. Jangan hanya meminta supaya secepatnya bertemu
dengan jodoh tapi tidak mohon ampun kepada Allah.
Gak akan dapat “kenal” dengan jalan pacaran, dengan pacaran gak dapat tau
karakter aslinya. Karena dalam pacaran semuanya bisa terlihat sempurna, bisa
terlihat hebat, bisa terlihat baik. Setelah menikah maka muncullah karakter
aslinya, jadi jangan kaget bila setelah menikah berbeda dengan saat pacaran.
Jalan keluar untuk mengenal karakter adalah melalui ta’aruf, ta’aruf itu
wasilah. Di jaman Rasul, bila sudah ada yakin terhadap calon suami/istri maka
lanjut ke pernikahan atau melihat keturunan yang baik maka berlanjut ke
pernikahan. Kata Ust. Bendri, di jaman Rasul mana ada tukeran CV :D.
Tips untuk yang sedang atau akan ke berta’aruf yaitu :
1. Jangan pernah tanya visi, karena visi itu selalu indah kata-katanya.
2. Apa saja yang pernah dilakukan,
misalnya : kapan terakhir marah? Marah karena apa?
Khusus untuk calon istri, tau gak beda lengkuas dengan jahe? (hayo sapa
yang tau bedanya :D)
Karena jaman sekarang calon istri (anak perempuan) itu sudah jarang yang
masuk dapur.
3. Pahami pola pengasuhan dari umur 0 – 15 tahun
- Dekat gak dengan ayah, bila ayah sudah meninggal siapa yang menjadi
sosok ayah bagi calon suami/calon istri. Bila calon suami gak dekat dengan
sosok ayah maka cenderung peragu. Lalu bila calon istri yang gak dekat dengan
sosok ayah maka cenderung berbuat salah (cenderung akan menggugat cerai suami,
cenderung untuk berselingkuh).
- Dekat gak dengan ibu, bila calon suami gak dekat dengan ibu cenderung
egois. Karena bila gak dekat dengan ibu, sang calon suami gak bisa merasakan
perasaan sang istri nantinya, istri lagi ngambek didiemin dicuekin, istri
nangis cuma ditanya kenapa nangis lalu dicuekin.
4. Libatkan pihak ketiga selama berta’aruf yaitu khalil, syarat khalil
yaitu 1) pernah mabit (menginap) : supaya tau gimana sih calon suami/istri ini
selama tidur, kebiasaan apa aja sebelum tidur, dan sebagainya. 2) pernah safar
(melakukan perjalanan dengan calon istri/suami). 3) pernah berhutang piutang.
Bila sudah tau hal-hal yang perlu dan harus diketahui dari khalil
selanjutnya buatlah list kekurangan dan kelebihan lalu istikharahkan. Dari
kekurangan yang dimiliki adakah kelebihan yang bisa menutupi kekurangan
tersebut.
Ada istilah menikah nih,,,
Sebelum menikah, karena ........
Setelah menikah, walaupun ......
Setan itu selalu berusaha untuk menggoda manusia, dalam hubungan antara laki-laki dengan perempuan. Ada beberapa istilah yang “dibuat” oleh setan, diantaranya pacaran syar’i, lagi ta’arufan padahal kemana-mana berdua, adek kakakan, dan lain-lainnya. Serta hati-hati juga dengan playboy fisabilillah, yang mendekati dengan cara menggunakan ayat-ayat al qur'an atau hadits.
Berlanjut ke sesi tanya jawab dengan ust. Bendri,
Dakwah ke orang tua itu mungkin memang gak gampang, karena mungkin ada
orang tua yang belum paham tentang ajaran agama. Itulah salah satu tugas anak
agar dapat memberikan dakwah kepada orang tua diantaranya dengan cara
menunjukkan sikap mandiri (tidak banyak meminta, ya kalau dikasih diterima tapi
kalau gak dikasih ya jangan meminta), banyak memberi (member manfaat/materi).
Berta’aruf pun salah satu jalan dakwah kepada orang tua/keluarga yang belum
paham.
Anak jaman sekarang itu dibagi menjadi 2 macam yaitu ALAY dan AFI. ALAY
sepertinya sebagaian besar orang sudah tau, namun AVI itu apa ya??
ALAY itu anak layangan, anak tipe ini cenderung gampang terpengaruh,
tidak memiliki pendirian yang kuat. AVI itu anak gravitasi, anak tipe ini
cenderung memiliki pendirian yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh.
ALAY biasanya ada istilah “hari gini gak punya pacar”, lain dengan anak
AVI istilahnya “aku jomblo buat sang jodoh”.
Mau pegang tangan ku ya salaman dengan ayahku lalu ucapkan “saya terima
nikahnya”, hanya laki-laki berani yang dapat mengatakan 3 kata ini ^___^
Dari jaman dulu agama Islam itu adalah agama yang asing, hingga sampai
akhir jaman pun akan menjadi asing. Sekarang orang yang berbuat maksiat itu
dapat mentertawakan orang mukmin karena mungkin dinilai tidak mengikuti
perkembangan jaman dan lain sebagainya, nanti di surga orang mukmin yang
bergantian mentertawakan orang yang berbuat maksiat.
Beberapa orang yang mukmin kadang kala memang merasa dirinya asing karena
di lingkungannya banyak hal yang tidak baik dilakukan orang lain, tapi yakinlah
bahwa “Sendiri dalam kebenaran itu baik daripada bersama dalam keburukan”.
Jodoh itu seperti distribusi rezeki, ada yang seret ada juga yang cepat.
Jodoh itu juga ada yang halal dan toyib. Dimisalkan seperti ini, di jalanan ada
pengamen banci (*maaf untuk kata “banci”) maka kita cepat-cepat mengeluarkan
uang. Di jalan lain, ada pengamen dengan menyanyikan lagu dengan suara indah,
maka kita akan tunggu sampe selesai baru deh mengeluarkan uang, (karena kita
menikmati lagu indah itu). Seperti itu juga permisalan dengan jodoh, ada yang
diberi cepat karena “terpaksa” dan ada juga yang diberi lama karena Allah itu
sayang dengan kita, senang dengan ratapan dan permohonan kita kepada-Nya.
Jadi, bila diberi itu belum tentu
nikmat dari Allah namun bisa jadi yang diberi itu laknat dari-Nya. Allah itu
paling tau kapan waktu terbaik, waktu terbaik untuk bertemu jodoh, waktu
terbaik diberi rezeki dan sebagainya.
Dilanjut ke pertanyaan berikutnya, boleh datang gak ke pernikahan yang
pihak wanitanya telah hamil duluan. Bila yang menikah tersebut tobat, maka datanglah ke pernikahan tersebut
dengan keinginan untuk menguatkan mereka dalam bertobat. Perlu diketahui bila
dengan pernikahan ini mereka tobat, apa saja yang akan mereka lakukan setelah
ikrar tobat itu. Jangan hanya tobat dimulut saja, tapi masih banyak nanti nanti
dan nanti untuk bertobat.
Beberapa ulama ada yang
mengharamkan untuk menikahi wanita yang sedang hamil namun pendapat ini
pendapat minoritas. Bila tidak dinikahi akan membuka aib sang wanita. Beberapa
cara Allah untuk memberi pelajaran kepada manusia diantaranya dengan membuka
aib dengan cara seperti ini. Ada juga ulama yang memperbolehkan menikahi wanita
yang sedang hamil, asalkan yang menikahi itu adalah ayah dari sang janin dalam
kandungannya.
Beberapa orang yang merasakan beratnya putus pacaran diantaranya karena 1) tau atau tidak mengenai pandangan islam
mengenai pacaran, memang di al qur’an tidak ada kalimat pacaran tidak
diperbolehkan dalam islam namun secara jelas ada kalimat larangan mengenai
khalwat antara laki-laki dan perempuan. 2) mampu atau tidak putus dari
aktivitas pacaran, memang untuk urusan perasaan itu tidak mudah, butuh proses
dan keinginan yang kuat untuk memutuskan hubungan pacaran di saat perasaan
masih terpaut dengan sang kekasih. 3) mau atau tidak putus dari status pacaran,
ini juga butuh keinginan yang kuat juga lingkungan yang mendukung untuk jomblo.
Sudah masuk waktu ashar berarti kajian ini juga berakhir sudah. Isi
kajiannya top markotop buat para pencari jodoh impian ^___^, selamat bertemu
jodoh impian Guys..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar