Aku masih teringat sekitar pk. 4 dini hari tanggal 1
November yang lalu, tiba-tiba Emak (Uwa’ yang biasa ku panggil Emak)
ngebangunin minta pundaknya ditepuk-tepuk pundaknya karena sesak banget. Setelah
ditepuk-tepuk Emak minta dipanggilkan anaknya supaya dibawa ke rumah sakit. Sambil
terus menepuk punggung dan obat semprot terus dicoba namun sepertinya gak
melegakan sesaknya.
Telfon sana sini mencari taksi tak menghasilkan karena saat
itu masih terlalu pagi, ada taksi lewat tapi sudah dipesan orang lain, alhasil minjam
mobil tetangga. Dan Emak diangkat hingga ruang tengah, saat itu Emak sudah
pingsan. Kebetulan saat itu gak ada persediaan oksigen murni untuk pertolongan
kepada Emak. Semakin lama tangan Emak terasa dingin dicoba oles dengan minyak
hangat, dan saat dipegang kakinya sudah dingin dan kaku.
Mobil sudah siap dan Emak dibawa ke rumah sakit terdekat.
Dalam hati masih berpikiran positif, Emak bakal sadar dan sehat lagi kok walau
dalam hati sangat was was. Sekitar pukul 5 sesudah wudhu, aku terima telfon
Emak sudah gak ada. Innalillahi wa’innailaihi rojiun, rasanya gak percaya hari
itu Emak sudah gak bersama kami lagi.
Baru kali ini aku melihat langsung dan mencium seorang
mayat, rasanya dingin tapi bukan dingin es dan kaku tapi masih terasa lembutnya
kulit. Dan baru kali ini aku melihat seseorang yang telah meninggal terlihat
seperti tidur sambil senyum. Pada hari itu aku menyaksikan bahwa tidak ada
seorang pun tahu kapan waktu di dunia ini habis. Bila kematian datang, gak ada
apapun yang bisa menghindar atau meminta penundaan. Gak ada alasan apapun
menolak waktu kematian menjemput.
Hari itu ternyata sebagai salah satu sarana para saudara
berkumpul, yang sudah lama gak bertermu, yang belum pernah bertemu dengan
anggota keluarga baru. Mungkin di lain hari para saudara dapat berkumpul kembali
bukan dalam suasana duka.
Aku sempat berkeinginan bila nanti aku menikah, aku ingin
Emak dapat menyaksikan hari bahagia itu tapi ternyata rencana ku gak sejalan
dengan rencana-Nya. Aku juga berkeinginan bila aku sukses secara financial maka
salah satu orang yang akan aku bahagiakan adalah Emak selain kedua orang tuaku,
namun kembali lagi rencana Allah berbeda dengan rencana ku.
Semoga Emak berkumpul dengan Ayah di surga,, aamiin ya rabbal'alamin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar