Kamis, 13 Februari 2014

Surat Cinta untuk Calon Anak Ku



Hari minggu tepatnya tanggal 10 Februari tadi, aku datang di seminar parenting dan khitanan massal di Masjid Baitul Ilmi - Gatot Subroto yang di samping Balai Kartini itu tuh.  Di lantai bawah diadakan khitanan massal yang bekerja sama dengan klinik halimun medical center. Seminar parenting “Surat Cinta Buat Calon Anakku” diisi beberapa pembicara yaitu Bpk M. Reza Adrianto @mrezaadrianto, Ibu Nina Herlina Sutarli @ninahers, Mas Brili Agung Zaky Pradika @BriliAgung.

Seminar kali ini resmi dibuka dengan pembacaan Surat Lukman 1 – 19 secara bersama-sama. *Semoga keberkahan dilimpahkan kepada para peserta seminar dan para panitia. Sambutan dari Dr. Briliantono selaku perwakilan dari Klinik Halimun Medical Center dimana klinik ini berbasis pengobatan islami, klinik ini juga menerbitkan tabloid “Oase”  *yang mau baca tabloid Oase katanya bisa didapat di Gramedia ^__^.  Pak dokter ini memberikan pemaparan tentang pertumbuhan bayi hingga menjadi anak-anak. Anak-anak itu dididik sejak dalam kandungan, bukan saat berusia 6 tahun baru dididik. Adapun sistem pendidikan yang juga dianjurkan sesuai tuntunan Rasullullah adalah dengan cara memberi tahu, membiasakan dan memberi teladan. Misalkan seperti ini, seorang ayah kasih tau anaknya supaya sholat tapi saat adzan sang ayah bukan segera mengambil wudhu dan pergi ke masjid namun malah masih asyik menonton TV, hal seperti ini mungkin pernah kita lihat namun ini bukan contoh yang baik yah. 

Sebelum lanjut ke sesi berikutnya dimeriahkan oleh penampilan nasyid @AshabulVoice, mereka terdiri dari 5 ikhwan pelajar SMP. *Wiiiiiih walau SMP sudah berkarya seperti ini ya **jempol  ^___^  


Lanjut ke sesi berikutnya yang materi oleh sepasang suami istri yang belum lama menikah yaitu M Reza Adrianto dan Bu Nina Herlina Sutarli, mereka sedikit bercerita tentang pertemuan mereka melalui sebuah video. Ternyata mereka dipertemukan di Akademi Trainer, datang ke majelis ilmu eh gak lama kemudian disatukan dalam pernikahan, pertemuan singkat ya. *ngarep segera bertemu, #eeeh… sudahlah. 

Pertama kali yang dibahas adalah "SIAPKAH MENIKAH???"
Hampir semua bilang siap menikah apalagi para akhwat, udah jadi rahasia umum ya kalau soal menikah itu yang banyak semangat adalah kaum hawa, mengapa ya??  Ada yang bisa menjelaskan??  :D
Setelah itu dimunculkan pertanyaan, siapkah dengan segala konflik yang muncul dalam pernikahan tersebut?? Siap konflik dengan pasangan? Siap dengan konflik dengan anak?? Dan semua terdiam, eeemmm..siap gak ya??  *tiung tiung tiung.. *mikir. Coba bandingkan mana yang lebih berat, konflik setelah menikah atau sebelum menikah?? Konflik mana yang lebih berat, sebelum punya anak atau setelah punya anak?? 
Setelah punya anak, bisa terjadi konflik antar pasangan yang berkaitan dengan cara mendidik anak, apa saja yang boleh diberi kepada anak, dll. Serta bisa terjadi konflik antara orang tua dengan anak antara lain pendidikan yang akan dijalani anak, bergaul dengan siapa saja, dll. 

Berlanjut ke pertanyaan berikutnya, "BERAPA BANYAK INGIN PUNYA ANAK??"
Beragam jawaban jumlah anak yang diinginkan, rata-rata para ikhwan ingin punya banyak anak, etss..tenang tenang beberapa akhwat juga ingin punya banyak anak. Berapa pun jumlah anak yang diinginkan, boleh-boleh saja karena itu semua rezeki yang diberikan Allah. Namun yang perlu diperhatikan bukan jumlah anak, yang lebih penting adalah kualitas anak yang Allah dititipkan.  Satu lagi pertanyaan, "SIAPKAH ORANG TUA MENEMANI ANAK, SETELAH ANAK TERSEBUT MENIKAH??" *hmm…setelah anak menikah pun orang tua masih perlu untuk “menemani anak”. 

Setelah memiliki anak tentu harus dipikirkan cara mendidik anak, dan cara mendidik anak tentu harus menggunakan metode sebut saja ini metode parenting. Adapun metode parenting terbagi 4 macam yaitu :
1. Metode otoriter, dalam metode ini apapun itu harus kata orang tua. 
Metode otoriter ini ada kelebihan ataupun kekurangannya, kelebihannya antara lain orang tua itu selalu punya rasa ingin melindungi anak, kekurangannya antara lain bila sudah muncul kata “pokoknya”, sang anak biasanya sudah harus menerima apapun itu.
2. Metode liberal, melalui metode ini orang tua memberi kebebasan kepada anak. 
Metode liberal ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan, bila anak dapat bebas berekspresi dalam hal positif tentu sangat didukung. Kekurangan dari metode ini antara lain bila sang anak bebas berekspresi di lingkungan yang tidak mendukung atau lingkungan negatif atau bertindak yang membahayakan & merukan dirinya bagaimana? Atau bila sang anak bebas berekspresi tanpa ilmu agama yang cukup, bagaimana?
3. Metode demokrasi, dalam metode ini anak-anak bebas mengeluarkan pendapat dan yang diambil adalah suara terbanyak. 
Tentu metode ini juga memiliki kekurangan dan kelebihan, bila yang dimusyawarahkan itu adalah hal baik tentu sangat bagus. Namun bila musyawarah berdasarkan suara terbanyak itu adalah mengenai hal yang kurang baik atau bahkan tidak baik, hal ini menjadikan metode ini tidak lagi berharga.
4. Metode islami, metode ini adalah gabungan metode otoriter liberal dan demokrasi, metode ini dasarnya adalah al qur’an dan hadits. Metode ini dirasa paling sempurna dalam metode mendidik anak. Catatan buat (yang masih menjadi) anak : taatlah kepada orang tua selama orang tua mengajak kepada Allah. 

Makin dalem ‘n berat aja nih materi kali ini, tapi tetep seru..!!! *persiapan barangkali abis ikut seminar ini ketemu sama jodoh yak.

Materi berikutnya adalah aktivasi peran orang tua kepada anak, apaan sih ini kok kayaknya gimana gitu ya. Aktivasi peran orang tua kepada anak yaitu
1. Review your mindset
Seperti yang sudah disinggung diatas mengenai jumlah anak yang diinginkan, jumlah anak mau berapapun sah-sah saja asal yang diperhatikan adalah kualitas didikan anak yang telah Allah titipkan. Anak yang dihasilkan itu adalah sebagai kader keberlangsungan hidup dan sebagai amal jariyah bagi orang tua. 
Ada pertanyaan yang diajukan : Benarkah kerja untuk mencari nafkah, bekerja untuk biaya pendidikan anak ATAU kerja untuk memuaskan ego?? 
Seringkali setelah bekerja lalu punya rumah namun jarang di rumah, contoh lainnya : bekerja sana-sini tapi gak punya waktu buat bermain dengan anak atau bercerita dengan anak. Hal-hal kecil disinggung oleh Pak Reza seperti saat menemani anak ngerjain PR namun sambil mainin HP, atau saat anak menunjukkan hasil gambar yang dibuatnya sang ibu atau ayah bilang “gambar kamu bagus” tapi mata cuma sekedar melirik ke gambar atau bahkan matanya tidak melihat ke gambar tersebut. Setelah punya keluarga siapkanlah waktu khusus untuk keluarga bukan hanya sekedar waktu saja. 

2. Respect your parents
BAGAIMANA SIKAP KITA KEPADA ORANG TUA SENDIRI??
Sikap kita kepada orang tua saat ini adalah sikap anak-anak kita kepada kita nanti.
Pada sesi ini menulis 5 point harapan kita untuk anak-anak kita nanti dan juga menuliskan 5 point apa saja yang sudah kita lakukan kepada orang tua. *Hmm…menulis sepenuh hati, bikin hati meleleh.

3. Refind your potensial powering
Pertama tentukan parent leader dalam keluarga, dalam keluarga ada peran-peran yang saling terkait antara ayah dan ibu. Umumnya sang ayah dengan ketegasannya dan sang ibu dengan sifat lemah lembut yang dimiliki. Salah satu peran dari parent leader adalah mengajarkan prinsip dalam keluarga. Adapun syarat parent leader adalah memiliki waktu produktif untuk keluarga, memiliki arah mau kemana keluarga ini; tentu sebelum menetukan arah kemana keluarga ini harus disepakati terlebih dahulu. Biasanya parent leader adalah sang ayah, namun bisa juga sang ibu yang dapat menjadi parent leader. 

Bila menjadi orang tua nanti, kita harus tau dan paham dengan karakter anak. Sebenarnya karakter ini kurang tepat bila hanya dilekatkan kepada anak, karakter ini juga melekat kepada setiap orang. Karakter anak (orang) yaitu analitis, memori (sensi), kreatif (intuitif), emosi (feeling), dan naluri (insting). Karakter ini tidak dijabarkan secara detail, oleh karena pembahasan mengenai hal ini membutuhkan waktu tersendiri. 
Habits atau biasa disebut kebiasaan atau watak itu ada yang baik dan ada yg yang buruk, naah kebiasaan yang buruk ini perlu ada usaha untuk merubah baik istri ataupun suami ataupun anak. Untuk merubah kebiasaan yang buruk tersebut harus membangun komunikasi hati. Komunikasi hati adalah komunikasi yang terjadi karena hati satu sama lain sudah saling berbicara, hati satu sama lain sudah merasa nyaman. Dengan membangun komunikasi hati kata sevisi dapat terbentuk, dimana anak dapat nurut kepada orang tua, istri mengerti mau apa kata suami. Membangun komunikasi hati itu dengan berkomunikasi yang baik kepada Allah. Bila semua ditujukan dan diserahkan kepada Allah, insya Allah semua lancar. Apapun itu, apapun yang kita mau maka sentuhlah hati. 

4. Restrategic your strategi
SUDAH MEMILIKI GRAND DESIGN KELUARGA SAKINAH ??
Grand design itu dalam bahasa jawa maksudnya adalah arah mau kemana aja nih keluarga yang akan kita bentuk itu. Beberapa nilai yang dapat ditentukan dalam grand design adalah nilai pendidikan, nilai agama, nilai entrepreneur. Dalam nilai pendidikan contohnya anak nanti mau disekolahkan dimana, saat anak ngerjain PR siapa yang nemenin, serta lainnya. Nilai agama sangat berperanan penting sehingga nilai ini harus sangat kita (yang nanti jadi orang tua) perhatikan dan ini adalah dasar anak seperti apa yang akan dibentuk, contoh nilai agama ini adalah sholat 5 waktu, mengaji tiap hari, setelah umur berapa tahun wajib hafal berapa juz, dan sebagainya. Adapun nilai entrepreneur yang dapat diterapkan adalah diajarkan untuk punya usaha kecil-kecilan; piring habis makan ditaruh di tempat cuci piring dan dicuci sendiri, hal ini salah satu cara untuk mendidik anak untuk mandiri. 

5. Restructure your team
Keluarga itu adalah sebuah team, dimana dalam team itu harus ada saling kerja sama semua pihak yang ada dalam keluarga tersebut guna mencapai visi yang akan dituju. Memperbaiki struktur dalam team kecil itu diantaranya adalah couple program dan asisten yang mendukung. Sedikit penjabaran mengenai hal ini ya.
Couple program contohnya begini bila istri yang mematahkan pendapat atau pengajaran suami saat didepan anak, bila ada yang tidak sesuai maka bicarakan bedua saja (suami dengan istri). 
Memiliki asisten dalam rumah misalnya sopir, pembantu RT ataupun pembersih taman, dll itu boleh-boleh saja asalkan dengan mereka kita (sebagai orang tua) memberlakukan peraturan. Misalnya : pembantu RT yang perempuan wajib menggunakan hijab, bila pembantu akan menyuapkan kepada anak kita maka harus membaca doa terlebih dahulu dan makan secara perlahan, bila sebelum berangkat sekolah anak harus membaca doa terlebih dahulu. Itu beberapa contoh yang dapat diterapkan agar seluruh orang yang ada dalam keluarga itu berperan dalam membentuk team yang solid.

Apapun itu bila semuanya niatkan kepada Allah, baik mencari nafkah maupun mencari jodoh. Dan apapun itu baik nikmat ataupun kesukaran, itu adalah salah satu cara Allah untuk menguji seberapa taat kita kepada Allah.
Note penting dari Pak Reza !!! Jadilah anak terbaik untuk orang tua dan pilihlah pasangan yang ingin membentuk keluarga sakinah. *monggo pilih pilih pasangan :D

Berlanjut ke sesi tanya jawab, *jreng jreng 

Bagaimana proses mendidik anak itu sangat menentukan karakter anak di masa depan, jadi dalam mendidik anak dibagi menjadi 3 sesi umur dalam mendidik, dari umur 0 – 7 tahun anak itu dididik dengan kasih sayang, di tahun ke dua saat anak berumur 8 – 14 tahun anak itu dididik dengan kedisiplinan, dan di tahun ke tiga saat anak berumur 15 – 21 anak itu didik sebagai seorang sahabat jadi komunikasi hati yang berjalan saat tahun ketiga ini. Mengapa sedini mungkin anak itu sudah didik dengan baik terutama mengenai agama dan akhlak, karena tahun pertama itu adalah tahun dimana pondasi diri sang anak dibentuk. Bila pondisi kuat insya Allah sang anak dapat menjadi anak yang baik saat besar nanti. Seperti kita tau lingkungan itu dapat berubah, naah bila pondasi diri anak sudah kuat dapat menjadi benteng untuk menyaring bila ada hal-hal negatif dari lingkungan. Bagi siapa yang ingin berumah tangga ataupun yang sudah berumah tangga, perlu digarisbawahi bahwa  dalam rumah tangga itu apa sih maunya Allah, bukan cuma maunya suami atau maunya istri tapi maunya Allah. 

Kira-kira adakah yang tidak pernah mengalami masalah dengan orang tua seperti kekesalan, perbedaan pendapat, dan lain hal?? *monggo dijawab. Bila ada masalah dengan orang tua maka jangan banyak omong ataupun banyak alasan cukup tunjukan sikap yang baik (ingat tunjukan sikap yang baik ya), karena itu adalah kekhawatiran mereka dan itu salah satu bentuk kasih sayang yang orang tua berikan. 
Berat ya materi dari Pak Reza dan Bu Nina ini, tapi sangat berarti, ini salah satu persiapan suatu saat nanti ^__^. 


Seminar ini juga diselingi dengan nyanyian dari Kang Abay @Kang_Abay, si akang muda ini menyanyikan beberapa lagu diantaranya Muda Mulia dan Jodoh Dunia Akhirat. 


Makin seru aja nih seminar ini, dan berlanjut ke sesi berikutnya persembahan dari anak muda yaitu Brili Agung Zaki Pradika @BriliAgung. Dibuka dengan pembacaan puisi untuk orang tua, *hmm…nyentuh banget puisinya, **meleleh... 

Menurut Mas Brili rahasia untuk sukses itu pertama adalah temukan mentor. Dengan menemukan mentor kita dapat menghemat buku bacaan, menghemat waktu untuk riset sana sini dan merangkum waktu uji coba. 
Rahasia sukses selanjutnya adalah definisikan passion, lalu tanyakan kepada diri ingin jadi apa sih? Ingin dikenal sebagai apa? Dan ingin dikenang sebagai apa? 
Bila passion sudah dapat didefinisikan maka langkah selanjutnya bergerak-bergerak-bergerak mewujudkan passion itu. Bila yang dilakukan itu sesuai dengan passion kita maka kita merasa enak-enak aja walaupun lelah karena semuanya dilakukan pake hati. *mari bergerak definisikan passion. 

Selain menemukan mentor yang tepat dan sesuai dengan passion kita selanjutnya memilih teman yang tepat. Oleh karena, teman itu akan menjadi tempat kita untuk saling mendukung untuk bergerak dengan passion kita. Pernah dengar kalimat “keluar dari zona nyamanmu”, mungkin ada yang sudah sering mendengar kalimat itu dan ada juga yang masih asing dengan kalimat itu. Menurut Mas Brili, zona nyaman itu diperlebar, karena bila kita sudah memiliki zona nyaman maka kita akan lebih mudah melanjutkan pergerakan. Setiap dari kita pasti memiliki bakat namun belum tentu setiap dari kita tekun dengan bakat itu, Mas Brili menekankan bahwa tekun dalam bertindak itu lebih penting daripada bakat yang sudah dimiliki. 

Oh ya..kira-kira ada gak sih orang yang tidak punya obsesi dalam hidup ini??

Kira-kira obsesi itu bagus tidak sih?? 

Obsesi itu bila dalam konteks yang positif maka itu sangat baik karena bila punya obsesi yang menggebu-gebu maka kita itu punya impian untuk diwujudkan. 

Dimana-mana sukses itu kuncinya kesempatan + kesiapan. Naaah tidak setiap orang siap untuk mengambil ataupun menerima peluang yang ada. 



Selanjutnya penampilan dari Bang Mustafa @mustafadaood dan Bang Salim dari grup musik debu. Rambutnya Bang Mustafa widiw panjang kali. *Baru kali ini liat penampilan langsungnya, bagus yah ternyata :D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar